Jumat, 06 Juli 2007

Blitar, Kota Kecil Yang Penuh Warna Korupsi

Rabu, 30 November 2005
BLITAR (Suara Karya): Ratusan drum aspal proyek jalan dari APBD Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dibagi-bagikan menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) setempat yang berlangsung Minggu (27/11).

Menurut sejumlah keterangan, ratusan drum aspal ini diduga dijadikan pemikat agar warga kampung/dusun penerimanya memilih pasangan calon tertentu.

Dari penelusuran dan keterangan yang dihimpun Antara, hingga Senin petang, ratusan drum aspal berada di berbagai pinggir jalan yang sudah di-makadam (dipasang batu) tersebut, umumnya di kirim hari Sabtu (26/11) atau sehari menjelang pilkada.

Dusun/kampung yang mendapat kiriman tersebut yakni Jatikunir, Kelurahan Bajang, Tumpang, Wonorejo, Bendosewu, semuanya di Kecamatan Talun, kemudian daerah Selorejo, Gadungan dan Sukosewu, Kecamatan Gandusari, dan sejumlah daerah lainnya.

Sebelum pengiriman aspal tersebut, antara sejumlah tokoh masyarakat di masing-masing dusun/ kampung, melakukan pembicaraan beberapa kali dengan pihak tim sukses pasangan calon kepala daerah, Herry Noegroho-Arif Fuadi.

Inti pembicaraan, pihak tim sukses siap mengirim aspal dalam jumlah bervarisi, ada yang lima drum dan ada pula yang mencapai 25 drum, asalkan warga di kampung/dusun bersangkutan siap memilih pasangan Herry Noegroho-Arif Fuadi pada pilkada Minggu itu.

Anang Kurniawan, aktivis lembaga swadaya masyarakat, ketika dihubungi di kediamannya di Talun, juga membenarkan merebaknya pembicaraan soal aspal proyek APBD yang dimanfaatkan oleh pasangan Herry-Arif sebagai pemikat warga agar memilihnya.

Bahkan di Sukosewu, pengiriman aspal tersebut sempat menimbulkan ketegangan di antara warga masyarakat setempat, setelah diketahui barang tersebut berasal dari proyek jalan yang didanai APBD Kabupaten Blitar, bukan dari pribadi Herry Noegroho, wakil bupati Blitar, yang juga sebagai Pj bupati, karena Bupati Imam Muhadi dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dalam kasus korupsi dana APBD hampir Rp 90 miliar.

"Setelah warga tahu, drum-drum aspal itu ditulisi `APBD`. Aksi itu menyulut kemarahan warga lainnya yang pro Herry, sehingga nyaris terjadi keributan," kata Anang mengungkapkan.

Ketua Panitia Pengawas Pilkada Kabupaten Blitar, Ali Mas`ud, ketika dikonfirmasi mengakui telah mendengar masalah tersebut, tetapi pihaknya belum menerima ada yang melaporkannya secara formal.

"Kami belum bisa melakukan tindakan apa-apa, karena belum ada yang melapor secara resmi. Kan harus ada bukti-bukti yang jelas," katanya seraya berkilah masih sibuk mengurusi komplain soal penghitungan suara.

Sementara Heri Prayitno, anggota KPUD Blitar, juga mengaku mendengar masalah pembagian aspal APBD dengan mengatasnamakan Herry Noegroho sebagai calon bupati. Hal tersebut akan ditindaklanjuti, jika sudah ada laporan resmi dari panwas pilkada.

"Kalau memang terbukti terjadi kasus seperti itu, nantinya akan dikaji, apakah masuk pidana atau pelanggaran administratif. Kalau pidana ya ke polisi, jika masalah administratif kami yang menangani," katanya.

Belum diperoleh konfirmasi dari Herry Noegroho, karena ketika didatangi ke kediamannya di Jalan A. Yani No.17 Kota Blitar, calon kepala daerah yang perolehan suaranya sementara unggul tipis dari pasangan Harnen Sulistio-M Khoiruddin itu, sedang istirahat, tidak bisa ditemui.

"Bapak masih istirahat, mungkin nanti sore sekitar pukul lima (17.00) bisa dicoba ditelepon," kata Agus Zainal, ajudan Hery selaku wakil bupati/Pj bupati Blitar, pascabupati Imam Muhadi mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Blitar. (Ant/Singgih BS)

Tidak ada komentar: